Rabi'ah mahkota kaum lelaki,
selama tujuh tahun meniarap,
berjalan merangkak menuju Kaabah,
lantas berhenti di Masjidil Haram,
untuk menghela dan menarik nafas lega,
ibadah haji pun sempurna sudah.

 
Kemudian, ketika mencuba masuk,
dia dicampakkan lantaran jantinanya wanita,
dia terkena 'alibi wanita' (haid),
"Wahai Tuhanku Yang Maha Kuasa" serunya,
"selama tujuh tahun merendah dan terhina,
bukankah aku sudah menderita?,
Bukankah Engkau yang aku cari?,
jika inilah permainan hari ini,
untuk menyergapku dengan kayu keras yang amat tajam,
maka aku kan pergi jauh-jauh,
izinkan aku berehat di rumah,
atau bukakan jalan menuju Kaabah!.

 
Jika engkau bukan pencinta seperti Rabi'ah,
mana mungkin engkau tahu kedudukan nilai dirinya,
yang telah mengalami peristiwa ini,
selagi engkau masih berkeliaran,
laksana seorang yang suka mencampuri urusan orang lain,
di lautan dan samudera ini,
engkau pasti kan dipukul gelombang
penolakan dan penerimaan Tuhan.

 
Kadang-kadang mereka tunjukkan kepadamu jalan menuju Kaabah,
Kadang-kadang mereka membuatmu sibuk di biara,
jika engkau hanya mengangkat kepalamu keluar dari pusaran ini,
engkau akan semakin mendekat,
seiring waktu yang berlaku,
Tetapi jika engkau masih terjebak dalam pusaran air ini,
ia akan menjungkir balikkanmu,
laksana biji padi di mesin menggulingan,
bahkan walau sesaat pun engkau tak akan cium aroma wewangian pertemuan,
dan seekor lalat akan menggangu waktumu..

 
Diceritakan dalam bentuk syair dalam karya Mantiq al-Thayr mengenai kisah wali Allah, Rabi'ah Al-Adawiyyah menunaikan ibadah haji di Makkah dan mengharungi padang pasir.

Sumber : kisah wanita-wanita sufi